STT Bethel Bekasi : Diskusi Panel LGBT MENJADI GAYA HIDUP YANG TERUS BERKEMBANG |
BEKASI, TEGARNEWS.com - Beberapa waktu lalu gereja DI Indonesia dihadapkan pada sebuah pilihan yang tidak mudah yaitu menikahkan pasangan Lesbian dan Gay. Bila tidak maka Pendeta atau gereja yang tidak mau menikahkan maka bisa di tuntut secara hukum, ketentuan ini diberlakukan oleh negara-negara yang mengakui pernikahan sesama jenis.
Mengapa seakan-akan gereja atau umat Kristen yang terbeban pilihan ini?, bagaimana dengan umat non Kristen ? Lantas apa sikap Gereja? Pro dan kontra diantara umat Kristen dan antar gereja di Indonesia terhadap pernikahan sejenis menjadi perbincangan baik di media sosial dan dalam diskusi-diskusi.
Menyikapi kedaan ini Sekolah Tinggi Theologia Bethel Bekasi (STTB Bekasi) adakan diskusi Panel bertajuk “GELOMBANG PANAS LGBT YANG MEMANAS, : Tinjauan Kepada Gaya Hidup LGBT, pada 26 September 2015 di GBI Mega Bekasi.
Narasumber diskusi adalah Pdt. Ferry Haurissa Kakiay, M.Th, Ketua BPH GBI, Junifrius Gultom,Ph.D dari STT Bethel Indonesia dan Michael Christian, S.Psi, MA seorang Psikolog khusus masalah gender.
Diskusi di pandu oleh Rio Sihombing, dari STTB Bekasi. |
Hasil Kajian STTB Bekasi, menyebutkan perkembangan secara periodik dimulai dari tahun 1869 hingga 2015 gaya hidup Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) di dunia dan juga di Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan baik kualitas, yakni eksistensi, penerimaan publik dan negara terhadap kaum LGBT dan kuantitasnya.
Perkembangan kaum homoseksual (Gay) di Indonesia dimulai tahun 1969 dengan lahirnya Himpunan Wadam Djakarta (HIWAD) namun istilah wadam di protes umat Islam karena mengandung nama nabi yaitu nabi Adam sehingga dig anti menjadi waria (wanita pria) dalam perkembangan juga muncul istilah Gay.
Tahun 1982 Komunitas Gay ini semakin eksis dengan munculnya organisasi Gay secara terbuka di Indonesia dan Asia bernama Lambda Indonesia. Tahun1987 Gay dan Lesbian menjadi satu yaitu GAYa NUSANTARA dan diterbitkan majalah/buku seri GAYa NUSANTARA.
Temuan Yayasan Pelangi Kasih Nusantara terdapat 4000-5000 homo seksual di Jakarta, 260.000 kaum LGBT di Jawa Timur tahun 2003, Dan yang terdaftar di komunitas-komunitas sebanyak 76.268. Perkembangan terakhirnya beredarnya foto dan video pernikahan sejenis di Bali dalam sebuah upacara pemberkatan ala Hindu.
Masih hasil kajian STTB Bekasi, perkembangan LGBT di Kekristenan pun tak terhindarkan. Ada penolakan dan penerimaan terhadap kaum LGBT dalam struktur Pastoral dan praktek pemberkatan nikah di gereja.
Fakta yang ditemukan ada 35 denominasi gereja di Amerika Serikat yang mendukung LGBT serta di negara-negara yang melegalkan pernikahan sejenis.
Di Indonesia yang secara terbuka mendukung LGBT adalah Gereja Komunitas Anugerah-Reformed Salemba. Dalam sebuah tulisan oleh gereja ini berjudul “SOVEREIGNTY OF LOVE (Cinta yang berdaulat)”, di sebutkan dasar teologis dan budaya yang berkembang.
Dasar teologis dari 1 Yohanes 4: 8-10 dan 18-19. Gereja ini menganggap LGBTQ (Lesbian,Gay, BIseksual,Transgender dann Queer (belum tahu jenis kelaminnya) bukanlah penyimpangan kodrati secara psikologis, spiritual ataupun secara etis, LGBTQ merupakan bagian dari pemeliharaan (providensia) Allah sebab itu keberadaannya diterima bukan untuk di ubah menjadi heterokseks. Mereka mengajak untuk bisa mencintai yang revolusioner memasuki imajinasi kreatif.
Rep. Moko
Red. SB Budi W
Posting Komentar