LAMPUNG TIMUR, TEGARNEWS.com - Tak terasa, Pemilihan Umum Kepala Daerah atau yang akrab di telinga sebagai Pilkada, akan serentak dilaksanakan di sekitar 269 provinsi dan kabupaten/ kota se-Indonesia.
Walau masih ada 4 daerah yang masih 'calon tunggal' tapi pilkada serentak akan tetap dilangsungkan di bawah supervisi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia pada hari Rabu, 9 Desember 2015 mendatang.
Dalam catatan Redaksi Tegar News, ada beberapa daerah yang dalam pilkada terakhir tahun 2010 kepala daerahnya menjadi tersangka tetapi berhasil memenangkan kembali, di antaranya Lampung Timur, sehingga menarik untuk dikupas konstelasi terkini pertarungan Pilkada 2015. Berikut analisa Pilbup Lampung Timur 2015 yang berhasil dihimpun oleh Redaksi.
Pilkada Lampung Timur 2015
Lampung Timur (Lamtim) adalah daerah yang luas dan strategis hasil pemekaran Kabupaten Lampung Tengah pada 1999 yang lalu. Kaya-raya dengan hasil bumi dan memiliki APBD sebesar +/- Rp.1.700 miliar dan berbatasan laut langsung dengan Provinsi DKI Jakarta, membuat kabupaten ini menjadi salah satu sasaran pertarungan politik para pemain politik lokal dan nasional.
Sebelumnya, daerah ini seperti terlupakan karena minimnya fasilitas infrastruktur yang baik, ditambah dengan berbagai bayangan seram akan maraknya kriminalitas dan daerah penghasil begal.
Tetapi dengan semakin banyaknya arus investasi yang masuk dan ditambah dengan publikasi obyek wisata internasional seperti Way Kambas, Kabupaten Lamtim kini menjadi daerah yang semakin maju dan diminati oleh para 'petarung politik', tak hanya dari putra daerah yang berdomisili di daerah setempat.
Tetapi dengan semakin banyaknya arus investasi yang masuk dan ditambah dengan publikasi obyek wisata internasional seperti Way Kambas, Kabupaten Lamtim kini menjadi daerah yang semakin maju dan diminati oleh para 'petarung politik', tak hanya dari putra daerah yang berdomisili di daerah setempat.
Secara garis besar, Pilbup Lamtim 2015 akan diwarnai oleh pertarungan lama head to head petahana (incumbent) Erwin Arifin melawan Yusran Amirullah. Walau ada calon lain Chusnunia Chalim dan calon independen yang bisa menjadi kuda hitam.
Erwin Arifin - Prio Budi Utomo
Erwin naik menjadi Bupati Lamtim pada 2012 lalu, menggantikan bupati lama Satono yang divonis inkracht oleh kasasi Mahkamah Agung selama 15 tahun atas kasus tindak pidana korupsi APBD Lamtim senilai 119 M.
Sebelumnya, Erwin adalah Wakil Bupati berpasangan dengan Satono (yang hingga kini masuk DPO), setelah berhasil menjalankan tugas sebagai Ketua KPUD Lamtim. Awalnya, dia adalah dosen Fakultas Hukum Unila tamatan UII Yogyakarta yang banyak menekuni Hukum Perburuhan.
Kekuatan Erwin terkini adalah jalur kekuasaan yang ditopang dengan gosip politik tersedianya pasokan logistik yang berlimpah hingga ratusan miliar hasil dari beberapa tahun terakhir rangkap jabatan bupati dan wakil bupati, dikarenakan sebelumnya maju independen dan sesuai peraturan bisa saja tidak memiliki wakil.
Selain ditopang kekuasaan dan logistik berlimpah, kini kekuatan Erwin bertambah dengan pasukan pemenangan yang solid yang berasal dari kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), yang notabene kader utamanya yakni Prio Budi Utomo, yang akrab disapa Mas Prio, maju menjadi cawabup.
Militansi dan loyalitas kader PKS sepertinya tak usah dipertanyakan lagi untuk menggiring para pemilih, khususnya kalangan yang telah merasakan perjuangan Prio selama 3 kali berhasil menjadi legislator Lamtim dan juga Provinsi Lampung. Terlebih, Prio berasal dan berdomisili lama di Way Jepara, Lamtim, yang secara geopolitik sangat menentukan dalam berbagai momentum pertarungan politik.
Diusung oleh PDI Perjuangan, PKS dan PAN, Erwin-Prio sementara ini masih di 'atas angin' karena selisih sekitar 4% dari kompetitor terdekatnya, berdasarkan bocoran survei lembaga dari Jakarta, walau berbagai isu miring seperti penempatan APBD di Bank Mandiri dan BRI Kota Metro serta berbagai tudingan negatif jarang berkantor ke Sukadana dan lebih sering berada di Bandar Lampung maupun Jakarta, juga minim turun langsung ke basis konstituen pemilih selama dia menjabat sejak 2010 lalu, walau kampung halaman Erwin di Marga Tiga Lamtim.
Yusran Amirullah - Sudarsono
Diusung oleh NasDem, Gerindra dan Golkar, Yusran yang akrab dipanggil Kanjeng oleh para pendukung dan simpatisannya akan kembali mengadu peruntungan untuk kedua kalinya dalam Pilkada Lamtim di tahun 2015 ini.
Dengan investasi sekitar 40% suara pada Pilkada 2010, kini mantan karyawan PT. Gunung Madu Plantation (GMP) yang berdomisili di Desa Bumi Tinggi Kecamatan Bumi Agung ini menggandeng pensiunan birokrat senior Lamtim yakni Sudarsono yang juga mencoba menapakkan kaki di dunia politik.
Kekuatan utama anggota DPRD Lamtim 2 periode ini adalah di sumber logistik yang sudah bukan rahasia umum sangat berlimpah dan acapkali tak tepat sasaran. Image royal dan flamboyan terkadang melebihi ekspektasi di tengah minimnya pengalaman di bidang politik dan pemerintahan, sehingga mungkin itu yang menjadi dasar menggandeng Pakde Darsono yang khatam dunia birokrasi dengan jabatan terakhir sebagai Asisten II Bupati Lamtim era Erwin Arifin, yang kini jadi kompetitornya.
Bekal lama nama besar dan popularitas yang merata di 24 kecamatan dan 267 desa, sepertinya semakin mengukuhkan Yusran-Sudarsono sebagai pesaing kuat untuk menumbangkan petahana/ incumbent. Tim militan juga dimiliki oleh Yusran yang telah merintis perjuangan sejak mulai mendirikan Ormas Nasional Demokrat hingga bertarung mendapatkan 6 kursi dan menjadi Wakil Ketua DPRD Lamtim sebelum mundur karena aturan yang berlaku.
Yang menjadi pertanyaan kini, mampukah Yusran-Sudarsono merubah pola lama penggalangan suara yang cenderung boros dan tak tepat sasaran, serta bisakah timnya merangkul kalangan yang lebih luas khususnya di basis kultural Nahdliyin, yang masih jauh dari pengorganisasian pasangan ini.
Info terakhir, Panwaslu dan KIPP mulai mengawasi lebih serius dan menegur pasangan ini karena banyak spanduk dan atribut yang terpasang di rumah ibadah dan fasilitas publik lainnya yang dilarang oleh Undang-undang.
Chusnunia Chalim - Zaiful Bokhari
Sepertinya, pasangan yang akrab disapa Nuni-Zaiful ini akan menjadi pasangan paling kontroversial dalam Pilbup Lamtim 2015.
Chusnunia yang telah menjadi anggota DPR RI untuk kedua kalinya mewakili PKB di dapil Lampung 2, rela mengundurkan diri demi maju menjadi bupati. Sementara Zaiful adalah putra asli Sukadana yang telah 2 periode menjadi legislator kabupaten dan telah mengundurkan diri.
Infonya, Nuni adalah garis keturunan dari Kyai Chalim yang berasal dari Desa Jembrana Kecamatan Waway Karya Lamtim. Mengklaim dukungan penuh dari Nahdlatul Ulama (NU) dan khususnya Fatayat NU di Lamtim, tetapi sesungguhnya Nuni jarang berada di daerah pemilihan karena sudah lama merantau ke Jawa dan Jakarta sejak masa kuliah dan bekerja.
Banyak omongan warung pinggir jalan yang mengatakan buat apa memilih calon bupati yang tak pernah di Lamtim, jangan-jangan nanti kantor Pemkab akan dipindahkan juga ke Jakarta setelah menang. Belum lagi keluhan di kalangan awak media di Lamtim yang sulit untuk berkomunikasi langsung dengan cabup perempuan ini. Beberapa nomor seluler yang beredar di wartawan, tak satu pun yang aktif di kala hendak membuat berita pilkada.
Zaiful memiliki basis suara lumayan kuat di seputaran Kecamatan Pekalongan, Batanghari Nuban dan Sukadana. Selain itu juga terbantu pengaruh politik Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, atasannya di Partai Demokrat Lampung.
Sejak awal melaju mulus dengan komitmen PKB dan Demokrat, kini Nuni dan Zaiful terus bergerilya dengan segmentasi khusus jamaah pengajian ibu-ibu dan kalangan NU, dibantu oleh tim ahli yang gosipnya adalah para mantan aktivis mahasiswa yang lama malang-melintang di berbagai konflik agraria di Lampung.
Minim atribut pencitraan, tapi sepertinya para kompetitor terus mencari kebenaran akan rumors hangat bahwa dana segar puluhan hingga ratusan miliar rupiah siap dikucurkan para investor dan bandar Jakarta, juga deal dengan konglomerasi gula Indonesia yakni PT. Sugar Group Companies (SGC). Bila mendekati kebenaran, maka Chusnunia-Zaiful akan menjadi kuda hitam pada Pilbup Lamtim 2015.
Julianto - Achroji
Tak banyak yang berhasil ditelisik oleh Redaksi mengenai pasangan yang satu ini. Kecuali bahwa keduanya adalah purnawirawan Polri dan TNI yang merupakan putra asli Lamtim.
Maju independen, sejak awal banyak kalangan yang meragukan, walau sepertinya kekurangan dukungan 7.000 KTP dan tandatangan bermaterai sepertinya akan terpenuhi jelang penetapan calon oleh KPUD Lamtim tak lama lagi.
Kekuatan Julianto-Achroji adalah semangat dan penguasaan teritorial yang memang lama menjadi wilayah jelajah penugasan mereka dahulu. Persoalan logistik sepertinya yang masih menjadi tanda tanya karena wilayah yang luas dan jumlah mata pilih terbesar kedua di Lampung yakni sekitar 750 ribu, membutuhkan pasokan modal konsolidasi dan akomodasi yang besar.
Biarlah yang Terbaik Menang
Siapa yang akan memenangkan Pilbup Lamtim 2015? Wallahualam bissawab, masih ada rentang waktu sekitar 4 bulan menjelang pencoblosan, penghitungan suara serta penetapan Bupati dan Wakil Bupati Lamtim terpilih.
Semoga kandidat terbaik yang mampu memikat hati rakyat Lampung Timur, Bumei Tuwah Bepadan!
PENULIS: RICKY TAMBA
Posting Komentar