Deklarasi AEPI, 8 Februari 2010 di Jakarta |
JAKARTA, TEGARNEWS.com - "Pajak dan cukai tinggi, pungutan merajalela, bunga dan utang tinggi, subsidi dicabut, rakyat sesak nafas," demikian rilis Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) yang diterima Tegar News melalui pesan BlackBerry Messenger, Selasa (1/9/2015).
Kondisi ekonomi-politik yang demikian menimpa Indonesia saat ini. AEPI mengutip pendapat Prof. Sri Edi Swasono yang menyatakan sebagai dampak dari teori ekonomi kuno yang biadab yakni "Imperialism Economics". Dalam ekonomi imperialisme disebutkan bahwa "The King can do no wrong. Monsterous Carpediemism."
Menyikapi kondisi demikian, AEPI akan mengadakan bincang-bincang dan konferensi pers untuk merespon berbagai kebijakan Pemerintahan Jokowi-JK. Rencananya, kegiatan tersebut akan digelar pada hari Rabu (2/9/2015) pukul 12 WIB, bertempat di Warung Komando Tebet, Jakarta Selatan.
Beberapa narasumber kunci akan hadir, antara lain Fuad Bawazier (ekonom ahli kebijakan fiskal, mantan Menkeu), Ichsanuddin Noorsy (pengamat ekonomi politik), Dani Setiawan (Koalisi Anti Utang), Salamuddin Daeng (ekonom AEPI), Effendi Simbolon (anggota Komisi I DPR RI).
Acara terbuka untuk umum yang hendak berdiskusi, dan juga bagi media massa yang hendak meliput.
PENULIS: RICKY TAMBA
Posting Komentar