 |
| Foto Ilustrasi (bandungmelawan.blogspot.com) |
YOGYAKARTA, TEGARNEWS.com - Kebijakan birokrasi terhadap pembiayaan studi yang dinamakan uang kuliah tunggal (UKT) di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang mencapai Rp.5 juta per semester membuat geram gerakan mahasiswa.
Hal tersebut tak terlepas dari pernyataan birokrasi kampus yakni Wakil Rektor 2, "Bagi yang tidak mampu untuk membayar UKT, lebih baik tidak kuliah," saat mahasiswa melakukan aksi protes.
Sebelumnya, UKT hanya Rp.600 ribu, sehingga terjadi lonjakan yang sangat memberatkan mahasiswa dan para orangtua.
Pernyataan tersebut membuat geram salah satu massa yang spontan melemparkan sandalnya yang hampir mengenai pimpinan UIN Yogya tersebut, saat audiensi yang berjalan tegang di perpustakaan kampus, Selasa (1/9/2015) sore.
"Ini hari kedua perlawanan mahasiswa terhadap kebijakan UKT yang menyebabkan warga miskin dibatasi pendidikannya. Seharusnya UKT memberikan nilai positif terhadap pertumbuhan pendidikan dan minat pengetahuan di negeri ini, bukan mempersempit dan mempersulit pemuda untuk berpendidikan," ujar Tazam, salah satu aktivis mahasiswa UIN Yogya kepada Tegar News.
Dia menuturkan bahwa pengawalan UKT di UIN Sunan Kalijaga sudah seringkali mengalami penindasan yang sangat keras dan menimbulkan anarkisme dari birokrasi kampus.
"Senin kemarin juga terjadi insiden penendangan dan pemukulan oleh Satpam kampus terhadap Presiden Mahasiswa saat aksi gerakan mahasiswa yang disebut AMUK (Aliansi Mahasiswa UIN Suka). Apa yang terjadi di sini merupakan bagian kecil dari kebobrokan birokrasi dan negara yang berpikir rente memeras uang rakyat dengan jalur pendidikan," kecam Tazam.
Hingga berita ini diturunkan, Tegar News sedang menghimpun informasi tentang aksi hari ke-3 pengawalan UKT di UIN Sunan Kalijaga, yang rencananya akan diikuti oleh minimal 200 orang massa mahasiswa.
Bagaimana kabar kampus-kampus negeri lainnya di Indonesia? Semoga tetap kritis dan bertindak cerdas demi masa depan NKRI tercinta.
PENULIS: RICKY TAMBA
Posting Komentar