Kantor Komnas HAM di Jakarta |
JAKARTA, TEGARNEWS.com - Situasi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, saat ini semakin memanas. RJ Lino sebagai Dirut Pelindo II, semakin menunjukkan watak aslinya yang otoriter.
Demikian pengantar rilis media yang diterima oleh Tegar News dari Komunitas Gerakan 98, Senin (12/10/2015), terkait polemik penjualan terminal peti kemas JICT kepada asing oleh Dirut Pelindo II RJ Lino dan Menteri BUMN Rini Soermarno.
Komunitas Gerakan 98 mengabarkan bahwa kemarin, Minggu (11/10/2015) siang, Lino membawa 300 tenaga pengamanan dan preman mengancam dan merusak poster serta spanduk yang dipasang oleh Serikat Pekerja JICT, yang dalam beberapa bulan terakhir ini memotori aksi-aksi 21 serikat buruh dan ormas mahasiswa untuk menolak penjualan JICT serta menuntut RJ Lino dan Rini Soemarno dicopot dari jabatan.
"Jelas ini cara-cara yang anti demokrasi juga watak rezim totaliter. Sikap ini adalah ancaman terbuka bagi demokrasi dan melanggar kebebasan berserikat dan menyatakan pendapat bagi warga negara yang dilindungi konstitusi," kecam Humas Komunitas Gerakan 98, melalui pesan BlackBerry Messenger (BBM).
Komunitas Gerakan 98 mendukung aksi-aksi serikat buruh dan mahasiswa, yang mereka nilai merupakan hak berorganisasi memperjuangkan hak-hak rakyat.
Rencananya, Senin siang ini (12/10/2015) sekitar pukul 13.00 WIB, barisan aksi dari Komunitas Gerakan 98 dan lainnya akan melakukan aksi mimbar bebas dan audiensi ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat, guna mengadukan kekerasan dan intimidasi dari Dirut Pelindo II RJ Lino dan antek-anteknya.
"Kita perlu mendatangi Komnas HAM dan menyampaikan kegelisahan kita atas cara-cara fasistik dalam penyelesaian masalah. Kami mengundang kawan-kawan seperjuangan untuk hadir, serta memohon doa seluruh rakyat dan kaum nasionalis Indonesia," seru Komunitas Gerakan 98.
PENULIS: RICKY TAMBA
Posting Komentar