RMOL. Rencana perubahan kontrak kerja sama antara  pemerintah dengan PT Freeport kembali menuai kecaman. Menurut Jaringan  '98 Sumatera Selatan, kebijakan tersebut menunjukkan pemerintah tak bisa  mengedepankan kepentingan nasional.
"Makin ngaco pola pikir pemerintah.Kok bilang IUPK (Izin Usaha Pertambangan Khusus) Freeport masih wacana? Baru wacana saja sudahndablek, apalagi kalau benaran," ujar Jurubicara Jaringan '98 Sumsel, Ade Indra Chaniago seperti dilansirRMOLJakarta.Com, Jumat (26/6).
Jaringan '98, tegas Ade, mengecam keras upaya perpanjangan  Freeport melalui IUPK selama 10 atau 20 tahun. Pasalnya, perusahaan  eksplorasi asal Amerika itu tidak transparan, banyak keuntungan diputar  di luar negeri, dan tak mendukung kemajuan Papua.
"Tanya dulu harapan rakyat Papua. Kalkulasi keuntungan  maksimal, bila Indonesia kelola sendiri tambang Freeport. Ribuan gereja,  puskesmas, sekolah, dan fasilitas publik lainnya, bisa dibangun dengan  sangat mudah dari dana bagi hasil pemerintah pusat dengan daerah,"  jelasnya.
"Jangan tindas rakyat Papua terus, beretorika dalam skema  IUPK posisi pemerintah di atas Freeport," imbuh dosen perguruan tinggi  di Sumsel tersebut dengan nada mengecam.
Lebih jauh, Ade menerangkan, UU 4/2009 dan PP 23/2010  adalah pesanan nekolim neoliberalisme yang bertentangan dengan gagasan  Bung Karno, Trisakti. Sehingga, kebijakan pertambangan yang manipulatif  harus dihentikan, menyusul perekonomian rakyat kian terpuruk akibat  meroketnya harga kebutuhan pokok, depresiasi rupiah, serta ancaman mega  defisit keuangan negara.
"Presiden Jokowi harus copot Menteri ESDM, Sudirman Said  yang selalu bikin ulah melanggar janji Trisakti dan Nawacita. Cari  pengganti orang muda kreatif, inovatif, dan dinamis," pintanya.
"Nggak usah lagi mau ditipu asing dan para agen penjual negara. Tugas pokoknya dua, yakni nasionalisasi Freeport dan beresin ribuan  kejahatan tambang. Penting untuk menolak dana aspirasi, tapi lebih  penting lagi nasionalisasi Freeport. Yakin, Indonesia bisa makmur dan  rakyat sejahtera," pungkas Ade.(wid)
SUMBER: RMOL.co
SUMBER: RMOL.co
Posting Komentar