JAKARTA, TEGARNEWS.com - Puluhan aktivis berkumpul di Pancoran, Jakarta Selatan. Mereka membahas soal gerakan penyelamatan Indonesia bersama mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso.
Para aktivis ini berkumpul dalam sebuah diskusi soal pemerintahan di Flora Garden Cafe, Jl Gatot Subroto, Pancoran, Jaksel, Jumat (21/8/2015) kemarin.
Pengundangnya adalah para aktivis yang cukup tenar seperti Ferry Juliantono dan mantan Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat. Namun dua nama itu belum hadir hingga acara dimulai sekitar pukul 15.00 WIB. Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso ikut hadir di acara ini.
“Menurut sejarah, pernah ada tema besar yang bisa menggerakkan orang Indonesia, yaitu merdeka atau mati. Jadi dalam menyelamatkan Indonesia, kita perlu tema besar,” kata Djoko Santoso saat gilirannya bicara dalam forum tersebut.
Sebelum Djoko, ada aktivis ’74 Salim Hutadjulu yang mengkritik pemerintah dan kurang kritisnya mahasiswa masa kini. Lalu ada Mansyuri, Sekjen Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPI) yang mengkritik kebijakan pemerintah terkait pasar tradisional dan reshuffle yang dinilainya kurang tepat.
Djoko lalu memberi pengarahan kepada para aktivis soal bagaimana membuat gerakan yang efektif. Pria yang juga pernah menjabat Pangdam Jaya itu mengatakan ada 6 hal yang diperlukan sebuah gerakan agar bisa efektif.
“Anda harus punya strategi, alat dan metodenya apa. Lalu struktur, kemudian bagaimana mengatur kecepatan manuver, dan perlu dukungan media. Dan yang terakhir perlu adanya tokoh-tokoh,” papar Djoko.
Ferry dan Jumhur lebih banyak mendengarkan pernyataan para aktivis yang bergantian bicara, yang isinya mengkritik pemerintah. Namun Ferry sempat menggelorakan keinginan untuk mewujudkan gerakan penyelematan Indonesia.
“Yang pasti melihat kondisi Indonesia seperti ini, walaupun sudah masuk ke dunia akademis, tapi saya ingin turun lagi, bergabung lagi dengan kawan-kawan untuk bersama-sama melaksanakan gerakan ini,” ujar Ferry.
SUMBER: Detik.com
Posting Komentar